Mahasiswa Asal Maluku Tewas Dikeroyok Mahasiswa Sumba NTT di Malang

satumaluku.com- Nasehan Leplepem atau Moger (22) mahasiswa STIMIK Asia asal Dobo, Maluku, tewas setelah terkena sabetan parang kelompok mahasiswa asal Sumba.Moger dikeroyok di kawasan kampus Universitas Wisnuwardhana, Kecamatan Kedungkandang, Malang, Minggu (20/3) dini hari.

Saat itu, korban berada di kampus Unida untuk menghadiri acara pelantikan Pengurus Komunitas Mahasiswa Maluku (KMMU) di Universitas Wisnuwardhana, Sabtu (19/3/2016).

“Moger menghadiri acara pelantikan komunitas kedaerahaan di Unida. Kemudian datang kelompok dari Sumba,” ujar Fredy Jhon, warga Maluku yang dituakan di Malang pada media.

Terjadi kesalahpahaman oleh dua kelompok mahasiswa itu. Sekitar pukul 01.00 wib, puluhan kelompok mahasiswa menghadang mahasiswa dari Maluku. Bentrok tak terhindarkan. Kelompok penghadang memakai parang dan pisau.

Moger yang terkena sabetan senjata tajam ambruk. Sebelum meninggal, Moger sempat dilarikan ke Rumah Sakit Lavallete, Malang, pukul 02.25 WIB. Namun pendarahan hebat sehingga korban meninggal pukul 5.27 WIB.

Kini jenazah Moger berada di dalam Kamar Mayat RS Saiful Anwar ditunggui puluhan warga Maluku yang tinggal di Kota Malang dan dijaga ketat polisi bersenjata laras panjang.

Puluhan mahasiswa Maluku berkumpul di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah dr Saiful Anwar, Malang. Sejumlah anggota Polres Malang Kota bersenjata lengkap tampak terlihat berjaga-jaga di lokasi itu.

Kepala Polres Malang Kota AKBP Decky Hendarsono mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab pengeroyokan ini. Korban merupakan mahasiswa Semester XII jurusan Informatika, Perguruan Tinggi Asia, Malang.

“Kami siagakan anggota. Takut terjadi bentrok susulan. Proses hukum tetap berjalan dan meminta temam-teman Maluku agar tidak tersulut emosi,” kata AKBP Decky Hendarsono, di RSUD dr Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, Minggu (20/3/2016).

“Sekujur tubuh korban penuh darah. Bagian dada ada bekas tusukan parang, telinga sebelah kanan hampir putus, dan di kepala terdapat luka parah bekas sabetan parang,” kata dia.

Senior Mahasiswa Maluku lainnya, Edi Kainama mengatakan, Moger tewas setelah dikeroyok lebih dari 40 orang. Diduga, sekelompok orang itu berasl dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Menurut dia, usai pelantikan KMMU, mahasiswa Maluku menggelar acara santai seperti dansa, melantai, dan cha cha. Tidak berselang lama tujuh orang yang diketahui mahasiswa Sumba datang ke lokasi acara. Karena berpakaian kurang rapi, akhirnya panitia meminta mereka pulang dan bisa balik apabila sudah mengenakan pakaian rapi seperti mahasiswa Maluku lainnya.

“Panitia menghampiri saya dan meminta saran, jika ada anak Sumba datang dengan perangai kurang sopan. Lantas saya menyarankan supaya disampaikan secara baik-baik,” ujar dia, dilansir metrotvnews.com.

Selang 20 menit, mereka kembali datang ke lokasi dan ikut gabung di acara. Namun, ketua terpilih KMMU melaporkan jika salah satu dari mereka ada yang bawa parang. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya anak Sumba yang bawa parang dihampiri olehnya.

“Niat saya ngajak bicara baik-baik, tapi gak tahunya anak tersebut ngamuk di lokasi sambil mengeluarkan parang dan pisau. Lihat situasi itu adik-adik Maluku tersulut emosinya dan melempar mereka dengan kursi, sehingga anak Sumba mundur lewat pintu sebelah kiri kampus,” ucapnya.

Kemudian mahasiswa Maluku sepakat acara dihentikan dan bubar. Saat turun bersama-sama, di lantai 2 mereka dicegat sekitar 15 orang. Ia bersama mahasiswa Maluku berhasil memukul mundur. Namun, sesampainya di area parkir, sekitar 30 orang lebih terlihat menunggu kedatangan mahasiswa Maluku.

“Sempat kami amankan lokasi. Di luar kami hanya berlima mensterilkan lokasi. Mahasiswa Maluku kami minta tetap di dalam kampus. Tidak tahunya adik kami (Moger) dikeroyok di sepanjang jalan samping kiri Kantor PDAM oleh 40 orang lebih. Setelah terkapar, mereka pergi dan meninggalkan korban di tengah jalan. Kami sempat bawa ke rumah sakit, sayang tidak bisa diselamatkan,” ceritanya lebih lanjut.

Pihaknya meminta apara kepolisian segera menangkap para pelaku serta menjatuhi hukuman setimpal. Ia menjamin mahasiswa Maluku di Malang tidak akan balik menyerang.

“Kami kehilangan saudara kami, kami harap polisi memberikan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku,” harapnya.

Bentrok mahasiswa asal Maluku dan Sumba NTT di Malang, bukan baru kali ini terjadi, namun sudah berkali-kali. (baca:Mahasiswa Maluku dan NTT Bentrok di Malang & Mahasiswa Sumba NTT yang Pertama Main Parang). (avp)