Pemprov Maluku Disarankan Rekrut Artis sebagai Duta Wisata


PEMERINTAH Provinsi Maluku, sudah saatnya merekrut kalangan artis berdarah Maluku untuk dijadikan sebagai duta wisata.  

Dengan adanya status duta wisata, para artis akan semakin gencar mempromosikan objek-objek wisata di Maluku sehingga mendatangkan banyak wisatawan.

“Kita punya aset sejumlah artis terkenal untuk mempromosikan keindahan Maluku agar menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara,” kata aktivis pemuda Maluku di Jakarta Arsi Divinubun  kepada satumaluku.com, Senin (28/12/2015) di Jakarta.

Dia mencontohkan, tiga artis yang bisa menjadi magnitude agar wisatawan datang ke Maluku, yakni Prilly Latuconsina, Glenn Fredly dan Laya Pesulima Putri (anak dari musisi kondang alm. Broery Pesulima)

“Contohnya Prilly Latuconsina. Kepulangan dia ke Pelauw langsung menjadi berita di berbagai media di Jakarta. Dia punya jutaan follower yang loyal di berbagai media sosial. Jadi apa yang dia bicarakan soal Maluku, pasti langsung akan masuk dalam mindset mereka,” ungkap Arsi yang juga berprofesi sebagai seorang advokat ini.

Hal yang sama juga dengan penyanyi Glenn Fredly di Ambon. Sekalipun Glenn selama ini sudah banyak berbuat untuk mempromosikan Maluku, pemerintah provinsi perlu melegitimasi Glenn sebagai duta wisata.

Laya Putri Pesulima juga bisa dijadikan sebagai Duta Wisata Maluku karena dengan pengalamannya yang sekolah di Amerika dan kemampuan olah vokal memadai, dia bisa membantu mempromosikan Maluku ke dunia internasional.

Kalaupun, pemerintah daerah menilai ada artis lain, silakan. Yang penting, semua potensi anak-anak Maluku bisa dimaksimalkan untuk mempromosikan keindahan Maluku. “Di luar ketiga nama tersebut, boleh saja direkrut oleh pemerintah Maluku. Atau kalau perlu setiap tahunnya artis-artis berdarah Maluku yang populer digilir,” timpalnya.

Dicky Loupaty, aktivis pemuda Maluku di Jakarta lainnya, juga berpendapat senada. Menurut Dicky, tahun 2016 ini, pemerintah Maluku sudah harus lebih fokus memasarkan kelebihan Maluku di sektor pariwisata.

“Harus ada nilai plus dari Maluku yang bisa menjadi daya tarik agar nama Maluku semakin harum di Indonesia dan dunia internasional,” ujarnya.

Dicky mengapresiasi, banyak anak Maluku yang dengan kesadaran sendiri telah berbuat dan mempromosikan objek wisata Maluku lewat talenta mereka. Tentunya, bila pemerintah daerah memberi stimulan kepada mereka, akan lebih besar lagi effort yang akan mereka berikan.

Perlunya penonjolan wisata Maluku, menurut Dicky, juga dimaksudkan untuk menutupi buruknya citra Maluku dalam pembangunan nasional yang masih digolongkan sebagai daerah termiskin di Indonesia. “Kita harus punya nilai plus yang diunggulkan. Jangan sampai Maluku terstigma buruk sebagai daerah yang miskin saja,” ungkap Dicky. (avp)

Leave a comment